← Back Published on

Ketika "13 Tahun-Saya" Menulis Novel Fiksi 760 Halaman

Salah satu halaman yang menceritakan tanggal ditulisnya bagian cerita tersebut

Credit Nurma Hadi @2023

You can check related publications in English, click this word to teleport your website page.  

Kehebohan sentral yang terjadi di sepanjang tahun 2012 adalah ramalan akhirnya dunia atau kiamat. Tepatnya hari Jumat, 21 Desember 2012. Saya jadi salah satu orang yang percaya akan ramalan ini (maklum masih sangat konservatif buta) karena ramalan ini bertepatan di hari Jumat. Katanya sih, dalam agama Islam kiamat itu terjadinya di hari Jumat. 

Tahun 2012 juga dipenuhi dengan berita bencana alam dan saat itu pemanasan global (global warming) jadi sorotan khusus yang entah kenapa membuat diri saya mempersiapkan alam barzah lebih maksimal dari biasanya. 

Secara kebetulan film Twilight yang terakhir, yakni Breaking Dawn Part 2, juga berakhir di tahun tersebut. Dan tahu sendiri bagaimana relasi vampir dengan sinar matahari, gak mulus. Kalau Edward gak sengaja terkena papasan sinar matahari orang bisa mikir badan dia terbuat dari pecahan batu berlian. Lihat aja sendiri...

Edward Sparkling in the Sun

Credit Pinterest

Twilight terlalu menginternalisasi kehidupan saya sampai saya percaya bahwa sosok vampir itu nyata adanya. Bahkan sampai sekarang pun saya masih berpikir serupa. Prinsipnya hal mitologis di bumi ini mungkin nyata, tetapi belum bisa dibuktikan secara empiris. 

Nah, pemanasan bumi dan kiamat di tahun 2012 membuat saya berpikir, bagaimana dengan nasib vampir, werewolf, dan yeti? Ngomong-ngomong umur saya saat itu baru 13 tahun 3 bulan. 

Dengan tekanan yang ada imajinasi saya mulai tumbuh. Dunia ide pikiran saya mulai ramai dan setiap harinya saya berpikir kemungkinan apa yang keluarga Cullen lakukan di tahun 2012. Hari-hari saya dipenuhi dengan potongan-potongan gambar bergerak tentang cerita yang saat itu saya tidak tahu mau dijadikan apa.

Sampai akhirnya di awal bulan September 2012 saya menuangkan ide tersebut ke dalam bentuk tulisan. 

Buku tulis ini sudah menguning di makan usia, 12 tahun saya mengabaikannya

Credit Nurma Hadi @2023

Saya belum memiliki laptop atau komputer saat itu, akses internet biasa saya beli melalui warnet seharga 2 ribu per 30 menit dan 3 ribu per jamnya. Oleh karena itu, saat saya bilang menulis, saya benar-benar menulis pada buku tulis kampus 38 lbr. 

Masih ingat betul sensasi pertama kalinya menulis di kala itu. Rasanya seperti dikejar-kejar anjing (saya pernah dikerjar anjing dan harus berlari +- 100 meter tanpa henti). 

Dipikir-pikir saya enggak habis pikir bisa menulis ketika saya belum pernah baca buku bergenre fiksi. Walaupun suka Twilight saya belum pernah membaca bukunya, hanya menonton hasil adaptasinya. 

Setiap harinya saya akan menulis, sesekali mencantumkan di tanggal berapa dan dalam keadaan apa saat saya sedang menulis. Alhasil buku itu selesai di tulis pada 17 Maret 2013. Perlu waktu 6 bulan, dan 10 buku kampus 38 lbr yang saya habiskan. Jadi, kurang lebih 380 halaman. 

Halaman terakhir tulisan saya di buku The ChronitOosten (2012)

Credit Nurma Hadi @2023

Selang setahun setelahnya, setelah selesai ditulis (di dalam buku tulis) saya pernah mencoba memindahkannya pada Word menggunakan laptop milik Abang tertua saya yang kadang deg-degan saat memegangnya. Laptop saat itu jadi barang yang gak awam dan saya cuma takut merusaknya. 

Bener aja dong, 3 dari 10 buku yang berhasil saya ketik ulang harus hilang karena laptopnya rusak alias mati total. Service laptop mengakibatkan semua data yang ada terhapus. 

Saya marah, sangat marah dan langsung menyerah. Dalam hati, kok mengejar impian baik harus terhalang masalah separah ini (?) Jadi, saya menyimpulkan bahwa buku saya tidak layak terbit. Kisah dunia vampir yang saya selipkan pesan krisis iklim saat itu telah gagal terbit. 

Jadi, saya menutup perjalanan dunia ChronitOosten selamanya. 

Sampai...

Secara tidak sengaja saya masuk kuliah jurusan Filsafat dan kembali bercumbu dengan aktivitas menulis. Di universitas saya juga baru belajar caranya membaca buku (tanpa mengantuk) dengan waktu padat. Rekor saya menghabiskan buku sebanyak 3 novel fiksi berhalaman rata-rata 500 halaman dalam 1 minggu. 

Walaupun menulis secara keterampilan terus tumbuh, hal tersebut tidak menjamin saya bisa bekerja di dunia tulisan. Lebih banyak hari ketika dunia orang dewasa mengecewakan impian itu dan seolah tidak memberikan saya peluang untuk mendalami penulisan secara formal. 

Ngomong-ngomong tidak perlu merasa kasihan, saat menulis ini pun rasanya sangat menjijikan. Tetapi, saya sadar saat itu kegagalan menjadi diksi yang saya gunakan. Jika saya bisa memutar waktu, saya akan menggantinya dengan diksi "coba lagi". 

Melihat dunia ChronitOosten 12 tahun yang lalu, jelas persepsi saya pasti berbeda. Tetapi, saya yang sebentar lagi berumur 24 tahun ini tidak bisa berkata kepada saya berumur 13 tahun, bahwa tulisan tersebut jelek, ceritanya enggak seru, cringe. Yang paling penting saya menyelesaikannya, walaupun belum pernah diterbitkan. Catatan: saya tidak bilang bahwa tidak terbitnya buku ini adalah tidak penting ya. Apa arti seorang penulis kalau karyanya belum pernah diterbitkan?

ChronitOosten sejujurnya menghantui saya. Sekaligus mendorong saya untuk terus menulis. Saya merasa telah mengubur sesuatu yang masih hidup. Dan dirinya meminta saya untuk membuka timbunan tanah itu dan mengangkat jasadnya ke atas permukaan...dengan segera.

12 tahun setelahnya saya kembali menulis buku dan...hmm berusaha lebih keras lagi agar jiwa buku itu bisa bereksis serta tidak mengatakan kegagalan dengan sebuah penolakan yang pastinya akan saya terima dalam prosesnya.